Hukum Sebab Akibat
Hal pertama yang harus kita sadari
dalam rangka Pengembangan Diri adalah berlakunya Hukum Sebab Akibat.
Hukum ini menyatakan bahwa adanya sekarang merupakan akibat yang dipikirkan
dari sebelumnya sebagai respon atas pilihan-pilihan yang terjadi.
Di dalam al-Quran banyak sekali ayat
yang menjelaskan hukum sebab akibat ini, salah satunya terdapat dalam QS
Ibrahim 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih”. Dengan sebab kamu bersyukur, maka akibatnya Alloh
menambah nikmat dan sebaliknya dengan sebab kamu tidak bersyukur maka akibatnya
azab yang sangat pedih.
Begitupula dalam QS Alzalzalah 7-8 :
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
Sebab mengerjakan kebajikan atau kejahatan, akibatnya akan melihat balasannya.
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
Sebab mengerjakan kebajikan atau kejahatan, akibatnya akan melihat balasannya.
Dari hukum sebab akibat ini, dapat
diturunkan empat hukum yang lainnya, yakni sebagai berikut:
- Hukum Keyakinan. Apapun yang kita yakini dengan sepenuh hati, maka ia akan menjadi kenyataan. Jika kita meyakini bahwa manusia itu baik maka niscaya kita akan menemui orang baik, namun sebaliknya jika kita meyakini manusia itu buruk maka kita akan menemui orang yang buruk. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran bahwa Alloh SWT mengikuti prasangka hamba-Nya Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan.
- Hukum Harapan. Apapun yang kita harapan dengan penuh percaya diri akan menjadi harapan yang terpenuhi.
- Hukum Ketertarikan. Kita adalah magnet hidup yang menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan ke dalam hidup kita.
- Hukum Kesesuaian. Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita.
Seperti disebutkan dalam pembukaan
di atas, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah dambaan setiap orang. Di
dunia mendapatkan sukses 4TA (HARTA, TAHTA, KATA dan CINTA) sementara di
akhirat kelak masuk surga. Kalau kita telaah lebih lanjut 4TA
merupakan suatu AKIBAT (to have). Untuk menggapai akibat maka
kita harus melakukan SEBAB (to be to do) yakni berpikir, bertindak dan
bersikap positif, produktif dan kontributif atau 5AS dan 1MA (KERJA
KERAS, CERDAS, IKHLAS, TUNTAS, KUALITAS, PLUS KERJA SAMA SINERGIS).
Dalam kenyataannya, tidak mudah
untuk melakukan SEBAB itu, kitapun perlu menangkal pengaruh orang-orang negatif
yang selalu mengatakan:
Tidak selalu kebaikan dibalas kebaikan…air susu dibalas dengan air tuba, Ini zaman edan…tidak ikut edan maka nggak dapat kebagian, Jangankan cari yang halal… yang haram saja susah, dll.
Tidak selalu kebaikan dibalas kebaikan…air susu dibalas dengan air tuba, Ini zaman edan…tidak ikut edan maka nggak dapat kebagian, Jangankan cari yang halal… yang haram saja susah, dll.
Hukum Kekekalan Enegi
Setelah kita meyakini adanya hukum
SEBAB AKIBAT, maka ada lagi hukum yang berlaku dalam kehidupan ini yaitu Hukum
Kekekalan Energi. Segala sesuatu di alam semesta ini pada hakekatnya adalah
energi. Kalau kita ZOOM IN wujud tubuh kita, maka kita akan
mendapati organ tubuh, sel, molekul, atom, dan terakhir adalah energi yang
bergetar (vibrasi). Energi di dunia bersifat tetap, ia tidak pernah
diciptakan lagi dan tidak pernah hilang.
Lalu apa relevansi dari hukum
kekekalan energi dengan hukum sebab akibat?
Hubungannya adalah TOTAL USAHA
sama dengan HASIL USAHA TAMPAK plus TABUNGAN ENERGI. Semua
tabungan energi akan mencair sebelum seseorang meninggal dunia. Tabungan
energi positif akan meningkatkan 4TA, sementara tabungan energi negatif akan
mengurangi 4TA. Jadi hakekat strategi pengembangan diri adalah bagaimana
kita menebarkan energi positif sebesar-sebarnya (melimpah ruah). Rizki yang
datang secara tak terduga merupakan salah satu contoh pencairan energi
positif, sementara bencana / azab merupakan salah satu
contoh pencairan energi negatif . Mari kita perhatikan QS Hud 15,
sebagai berikut:
“Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan”.
Sikaf Proaktif
Salah satu kebiasan sukses yang
harus kita jalani untuk memperoleh tabungan energi positif adalah sikaf
Proaktif. Kita bukan sekedar menjemput bola (inisiatif), namun
bertenggung jawab 100 persen memilih respon terbaik terhadap even, atau
stimulus terburuk sekalipun. Tidak salah kalau dalam keseharian kita selalu
meminta Do’a kedamaian hati kepada Alloh SWT, yakni “Ya Alloh
anugerahi kami kedamaian hati untuk menerima hal yang tidak dabat diubah,
Kemampuan mengubah hal-hal yang dapat dan perlu diubah,
serta kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara halal dan
haram”.
Sikap proaktif akan memberikan
pengaruh lebih lanjut terhadap self awareness, imagination, furqon,
conscience, dan independent will. Seseorang akan
memberikan stimulus yang lebih baik dibanding yang ia terima, Hal ini
sejalan dengan pengejawantahan nilai Annisa 86, “Apabila kamu dihormati
dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungkan segala sesuatu”.
Saat tetangga mengirim mangkok
kristal anggur, maka isilah kembali mangkok itu dengan isi yang lebih
baik plus do’a kebaikan, keberkahan dan keselamatan. Hal ini sejalan dengan
nilai al-Fushilat 34.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34)
Begitu pula saat ada orang yang
menghina, lebih baik kita tidak membalas dendam. Sebaliknya, berilah
ia hadiah. Karena saat kita teraniaya setidaknya kita memiliki dua
keuntungan yaitu, Doa orang teraniaya akan dikabulkan dan tabungan
positif orang yang menghina akan ditransfer ke dalam diri kita, sehingga kita
menerima energi positif secara gratis.
Batu Besar vs. Kerikil
Kiat lebih lanjut untuk mendapatkan
AKIBAT di atas adalah melaksanakan amalan yang prioritas atau BATU BESAR.
Sebaliknya jangan terlalu disibukkan dengan amalan KERIKIL. Amalan BATU BESAR
memberikan dampak yang besar dalam hidup kita, dengan input 20 kita memperoleh
output 80. Kelola waktu sebaiknya untuk melakukan amalan BATU BESAR ini.
Amalan BATU BESAR itu ialah Qiyamullail, Shalat subuh berjamaah,
Memakmurkan Mesjid, Mengaji dan mengkaji al-Qur’an, Sholat Dhuha, Menjaga
Wudhu, Bersedekah, dan memperbanyak istighfar.