Kamis, 19 Juli 2012

hukum sebab akibat menurut pandangan islam

Hukum Sebab Akibat 
Hal pertama yang harus kita sadari dalam rangka Pengembangan Diri adalah berlakunya Hukum Sebab Akibat.  Hukum ini menyatakan bahwa adanya sekarang merupakan akibat yang dipikirkan dari sebelumnya sebagai respon atas pilihan-pilihan yang terjadi.
Di dalam al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan hukum sebab akibat ini, salah satunya terdapat dalam QS Ibrahim 7,  “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Dengan sebab kamu bersyukur, maka akibatnya Alloh menambah nikmat dan sebaliknya dengan sebab kamu tidak bersyukur maka akibatnya azab yang sangat pedih. 
Begitupula dalam QS Alzalzalah 7-8 :

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”

Sebab mengerjakan kebajikan atau kejahatan, akibatnya akan melihat balasannya.
Dari hukum sebab akibat ini, dapat diturunkan empat hukum yang lainnya, yakni sebagai berikut:
  1. Hukum Keyakinan. Apapun yang kita yakini dengan sepenuh hati, maka ia  akan menjadi kenyataan. Jika kita meyakini bahwa manusia itu baik maka niscaya kita akan menemui orang baik, namun sebaliknya jika kita meyakini manusia itu buruk maka kita akan menemui orang yang buruk. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran bahwa Alloh SWT mengikuti prasangka hamba-Nya Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan.
  1. Hukum Harapan. Apapun yang kita harapan dengan penuh percaya diri akan menjadi harapan yang terpenuhi.
  1. Hukum Ketertarikan. Kita adalah magnet hidup yang menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan ke dalam hidup kita.
  1. Hukum Kesesuaian. Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita.
Seperti disebutkan dalam pembukaan di atas, kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah dambaan setiap orang. Di dunia mendapatkan sukses 4TA (HARTA, TAHTA, KATA dan CINTA) sementara di akhirat kelak masuk surga. Kalau kita telaah lebih lanjut 4TA merupakan suatu AKIBAT (to have). Untuk menggapai akibat maka kita harus melakukan SEBAB (to be to do) yakni berpikir, bertindak dan bersikap positif, produktif dan kontributif atau 5AS dan 1MA (KERJA KERAS, CERDAS, IKHLAS, TUNTAS, KUALITAS, PLUS KERJA SAMA SINERGIS).
Dalam kenyataannya, tidak mudah untuk melakukan SEBAB itu, kitapun perlu menangkal pengaruh orang-orang negatif yang selalu mengatakan:  

Tidak selalu kebaikan dibalas kebaikan…air susu dibalas dengan air tuba, Ini zaman edan…tidak ikut edan maka nggak dapat kebagian, Jangankan cari yang halal… yang haram saja susah, dll.
Hukum Kekekalan Enegi
Setelah kita meyakini adanya hukum SEBAB AKIBAT, maka ada lagi hukum yang berlaku dalam kehidupan ini yaitu Hukum Kekekalan Energi. Segala sesuatu di alam semesta ini pada hakekatnya adalah energi. Kalau kita ZOOM IN wujud tubuh kita, maka kita akan mendapati organ tubuh, sel, molekul, atom, dan terakhir adalah energi yang bergetar (vibrasi). Energi di dunia bersifat tetap, ia tidak pernah diciptakan lagi dan tidak pernah hilang.
Lalu apa relevansi dari hukum kekekalan energi dengan hukum sebab akibat?
Hubungannya adalah TOTAL USAHA sama dengan HASIL USAHA TAMPAK plus TABUNGAN ENERGI. Semua tabungan energi akan mencair sebelum seseorang meninggal dunia.  Tabungan energi positif akan meningkatkan 4TA, sementara tabungan energi negatif akan mengurangi 4TA. Jadi hakekat strategi pengembangan diri adalah bagaimana kita menebarkan energi positif sebesar-sebarnya (melimpah ruah). Rizki yang datang secara tak terduga merupakan salah satu contoh pencairan energi positif, sementara bencana / azab merupakan salah satu contoh pencairan energi negatif . Mari kita perhatikan QS Hud 15, sebagai berikut:
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”.
Sikaf Proaktif
Salah satu kebiasan sukses yang harus kita jalani untuk memperoleh tabungan energi positif adalah sikaf Proaktif. Kita bukan sekedar menjemput bola (inisiatif), namun bertenggung jawab 100 persen memilih respon terbaik terhadap even, atau stimulus terburuk sekalipun. Tidak salah kalau dalam keseharian kita selalu meminta Do’a kedamaian hati kepada Alloh SWT, yakni  “Ya Alloh anugerahi kami kedamaian hati untuk menerima hal yang tidak dabat diubah, Kemampuan mengubah hal-hal yang dapat dan perlu diubah, serta  kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara halal dan haram”.
Sikap proaktif akan memberikan pengaruh lebih lanjut terhadap self awareness, imagination, furqon, conscience, dan independent will. Seseorang akan memberikan stimulus yang lebih baik dibanding yang ia terima, Hal ini sejalan dengan pengejawantahan nilai Annisa 86, “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).  Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.
Saat tetangga mengirim mangkok kristal anggur, maka isilah  kembali mangkok itu dengan isi yang lebih baik plus do’a kebaikan, keberkahan dan keselamatan. Hal ini sejalan dengan nilai al-Fushilat 34.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.  Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34)
Begitu pula saat ada orang yang menghina, lebih baik kita tidak membalas dendam. Sebaliknya, berilah ia hadiah. Karena saat  kita teraniaya setidaknya kita memiliki dua keuntungan yaitu, Doa orang teraniaya akan dikabulkan dan tabungan positif orang yang menghina akan ditransfer ke dalam diri kita, sehingga kita menerima energi positif secara gratis.
Batu Besar vs. Kerikil
Kiat lebih lanjut untuk mendapatkan AKIBAT di atas adalah melaksanakan amalan yang prioritas atau BATU BESAR. Sebaliknya jangan terlalu disibukkan dengan amalan KERIKIL. Amalan BATU BESAR memberikan dampak yang besar dalam hidup kita, dengan input 20 kita memperoleh output 80. Kelola waktu sebaiknya untuk melakukan amalan BATU BESAR ini. Amalan BATU BESAR itu ialah Qiyamullail, Shalat subuh berjamaah, Memakmurkan Mesjid, Mengaji dan mengkaji al-Qur’an, Sholat Dhuha, Menjaga Wudhu, Bersedekah, dan memperbanyak istighfar. 

Rabu, 18 Juli 2012

BUAT TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN DI HONGKONG





Laptop nootebook anda bermasalah?? Tenang jangan panik!!
segera hubungi kami :
+85267558876
  • Memperbaiki komputer dan laptop yang ber masalah seperti: lambat, hang, mati, blue screen, tampilan layar kosong dan lain-lain 
  • Install ulang software 
  • Basmi virus dan update antivirus. Backup dan restore
untuk libur minggu hubungi :

Untuk libur sabtu hubungi :

+85267558876
FB (sulistineridwan@yahoo.com )

"Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah menyerah untuk mencoba, maka jangan katakan pada (Allah) aku punya masalah, tapi katakan pada masalah aku punya (Allah) yang Maha Segalanya”. 
 (Imam Ali Bin Abi Thalib)              
                                   
                                                                   

SELINGKUH MENURUT PANDANGAN ISLAM


Selingkuh,dari segi bahasa saja sudah mengandung makna negative. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, selingkuh mempunyai makna yang banyak :
1. tidak berterus terang
2. tidak jujur atau serong
3. suka menyembunyikan sesuatu
4. korup atau menggelapkan uang
5. memudah-mudahkan perceraian


Kelima-limanya dapat terjadi pada waktu, kondisi apapun dan dapat ditimbulkan oleh siapapun. Kelima-limanya tersebut tidak disukai oleh agama dan telah disebut dengan pelanggaran, melanggar perintah Allah.Jika kelima-limanya tersebut terjadi dalam keluarga maka telah terjadi perselingkuhan dalam keluarga yang sekarang akan dibahas.
Contohnya,
1. apabila seorang isteri diam-diam mengambil uang suaminya tanpa memberitahu itu sudah termasuk selingkuh.
2. Jika seorang suami sebenarnya mendapatkan penghasilan 1 juta namun dilaporkan kepada isterinya hanya 500 ribu, maka itupun sudah termasuk selingkuh.
3. Puncak selingkuh dalam keluarga adalah salah satu pihak telah menjalin hubungan dengan pria/wanita idaman lain (PIL/WIL) tanpa sepengetahuan pasangannya.

Ada ayat dalam Al-Quran, Surat An-Nisa yang menjelaskan bahwa betapa dekatnya arti pasangan dengan diri kita sendiri, bahkan jikalau memang harus bercerai, mahar yang telah diberikan kepada isterinya dahulu tidak boleh diminta kembali.
Berikut bunyinya :
“Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?”. (QS.4:20)

“Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur/AFDHO) dengan sebagian yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. 4:21)

Mari lihat lebih dalam lagi sebenarnya apa arti AFDHO dalam Surat 4:21 diatas. AFDHO berasal dari kata FADHO yang artinya angkasa luar. Angkasa luar itu mempunyai ruang yang sangat luas, tanpa batas dan terbuka. Karena itu hendaknya hubungan suami isteri semestinya seperti angkasa luar ini, tidak ada batas di antara suami isteri, dan se-terbuka-terbukanya diantara keduanya. Kalau masih ada gengsi, takut-takut dan sembunyi-sembunyi terhadap sesuatu sekecil apapun diantara keduanya maka belum mengikuti kehendak dan keinginan Allahtersebut. Allah menginginkan antara kita dan pasangan kita adalah saling terbuka. Pasangan adalah diri kita.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari diri kamu, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu mawaddah dan rahmah.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS.30:21)

Kita lihat ayat diatas. Allah mengatakan Dia telah menciptakan untukmu isteri-isteri dari diri kamu. Apa maknanya ? Maknanya adalah pasangan kita sesungguhnya adalah diri kita. Maukah kita merugikan diri Anda sendiri dalam arti merugikan pasangan Anda ? Maukah Anda menyakiti diri sendiri artinya menyakiti pasangan Anda yang merupakan diri Anda sendiri ?

Pasangan kita adalah diri kita. Apabila kita menginginkan sesuatu maka sebelum kita mengucapkan, suami/isteri kita sudah dapat menebaknya dengan tepat apa yang kita inginkan, karena dia adalah diri kita. Begitu juga sebaliknya karena kita juga adalah dirinya. Semakin terjadi persesuaian suami-isteri, akan semakin bahagia mereka.

Hidup bersama dengan pasangan, mempunyai arti sesungguhnya yang amat dalam. Hidup itu adalah ditandai dengan gerak, bisa merasakan dan dirinya tahu. Kalau Anda hidup bersama dengan pasangan, maka gerak langkah secara bersama, pengetahuan Anda dan pasangan bersama-sama tahu dan mencari tahu terhadap segala hal dan masalah yang sedang dihadapi, dan Anda bersama pasangan Anda mempunyai perasaan yang sama.

Kalau pasangan Anda tidak menyukai sesuatu pada diri Anda, maka ubahlah diri Anda. Kalau pasangan Anda tidak menyukai dan tidak meridhai poligami, maka jangan Anda lukai diri Anda sendiri (pasangan Anda) dengan poligami.

Dalam ajaran Islam, ada perintah musyawarah. Dalam Al-Quran, musyawarah ini digunakan 3 x, yaitu musyawarah untuk pujian, musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan musyawarah dalam hidup berumah tangga. Jadi dalam hidup berumah tangga, tidak ada yang tertutup sedikitpun, dan musyawarah membutuhkan kejujuran. Jadi jangan menyembunyikan sesuatu pada pasangan Anda.

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. …. dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS.65:6).

Ada kasus khusus, memang ada sesuatu dalam kehidupan berumah tangga berbohong dibenarkan dalam rangka menyenangkan pasangan, yaitu gombal pada pasangannya. Begitu juga menyembunyikan sesuatu kalau dalam hal kemaslahatan bersama dan bukan untuk kepentingan pribadi, hal ini dapat dibenarkan oleh Allah.

Dalam sebuah hadits, ada seorang isteri sedang sendirian bersama anaknya yang sedang sakit keras, suaminya sedang pergi mencari nafkah dan sudah lama perginya karena jaman dulu pergi mencari nafkah itu betul-betul memakan waktu lama, tidak ada transportasi yang cepat seperti sekarang. Anaknya yang sedang sakit ini, kemudian meninggal. Tak lama kemudian, suaminya
pulang. Sesampai di rumah, suaminya menanyakan bagaimana kabarnya dan kabar anak mereka berdua ? Dijawab sang isteri karena tidak ingin memberikan berita buruk sebelum suaminya pulih betul istirahatnya,“anak kita sedang istirahat setenang-tenangnya”. Tenanglah suaminya karena tidak ada masalah dalam rumah yang kemarin ditinggalkannya.

Kemudian sang isteri melayani suaminya sepanjang malam. Esok paginya setelah suaminya bangun dan segar, kemudian isterinya baru mengabarkan keadaan anaknya yang sebenarnya pada sang suami, bahwa anaknya sudah meninggal, keadaannya sudah setenang-tenangnya. Sang suamipun sedih dan juga terenyuh akan kesabaran isterinya tapi sudah lebih kuat sehingga bisa menjadi tumpahan kesedihan dari sang isterinya sebaliknya atas kematian anak mereka.

Puncak perselingkuhan adalah perzinaan dengan pria/wanita lain. Dasar kehidupan rumah tangga adalah kepercayaan. Saling percaya di antara pasangan adalah hal yang paling pokok. Jika tidak ada lagi rasa percaya dan saling curiga maka perkawinan sudah bisa lagi berjalan.

Apalagi jika salah satu menuduh pasangannya berzina dengan orang lain maka sudah masuk kategori cerai/thalaq abadi. Jika thalaq 1, thalaq 2 bahkan thalaq 3 (dalam thalaq 3 ada catatan telah menikah dulu dengan orang lain), suami bisa balik lagi kepada isterinya untuk menikah lagi atau sebaliknya (rujuk). Tapi kalau sudah menuduh berzina dengan 5 x ucap (Li’an) maka otomatis telah terjadi thalaq/cerai abadi. Hal itu terjadi karena mereka sudah tidak lagi saling percaya, sudah musnah rasa kepercayaan masing-masing. Tidak ada lagi kepercayaan maka tidak bisa balik.

“Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah)
yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. 24:6-7).

Karena itu, suami isteri dituntut untuk menghindarkan diri dari kecurigaan, dengan cara saling terbuka. Seringkali perceraian terjadi karena tidak adanya keterbukaan, dan ini sudah termasuk
selingkuh.Keterbukaan dan kejujuran ini bahkan sejak semula jauh sebelum pernikahan masih dalam rangka saling kenal mengenal sudah harus diterapkan.

Dalam sebuah hadits, disebutkan pesan Nabi, apabila salah seorang kamu mendatangi perempuan untuk dinikahi dan kamu menggunakan semir rambut, katakan kepadanya bahwa rambutmu telah disemir.
Kehidupan berumah tangga yang kita hadapi adalah berinteraksi dengan manusia bukan dengan alam. Manusia mempunyai perasaan. Timbulnya segala sesuatu termasuk pada diri manusia itu dimulai dengan adanya benih, termasuk cinta. Benih itu timbulnya dimulai dari perasaan.

Olehkarena itu jika cinta ditujukan pada orang lain bukan pada isteri atau suaminya sendiri, hendaknya buru-buru disingkirkan. Jangan mengatakan bahwa “saya ga bisa menghapus cinta ini kepada dia (bukan suami/isterinya)”.


Ada sebagian orang menyerah seolah dia tidak berdaya menghadapi perasaan yang timbul dalam dirinya karena mencintai orang lain yang bukan suami/isterinya, yang barangkali itu adalah cinta pertamanya atau sebab-sebab lainnya. Dia terus saja mengalah tidak berdaya, mengikuti dan menuruti kemauan hatinya yang sudah ternoda itu. Kemudian dengan mudahnya, ia menggunakan dalih taqdir yang menyebabkan dia bisa cinta ke orang lain tersebut.

Padahal ada kesalahan yang disebabkan karena kita sadar dan ada pula kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan kita. Kesalahan yang disebabkan kecerobohan ini, contohnya adalah bila ada seorang perempuan yang diminta untuk menjaga seorang bayi yang sedang tertidur, kemudian perempuan itu pergi mengobrol dengan tetangganya dan terlena berjam-jam mengobrolnya. Ketika perempuan itu kembali ke bayi dan rupanya bayinya sudah terjatuh dari tempat tidur, maka bisakah kita katakan itu karena taqdirnya sang bayi ataukah disebabkan karena kecerobohan perempuan itu ? Tentu, karena kecerobohan perempuan itu dalam menjaga sang bayi.

Nah, begitu juga dengan perasaan dan cinta kita kepada orang yang bukan suami/isteri kita sendiri, apakah itu disebabkan karena taqdir atau kecerobohan kita terlena pada cinta dan perasaan itu berjam-jam, berhari-hari bahkan bertahun-tahun yang bersemayam dari hati dan perasaan kita ?

Allah sudah melengkapi perangkat-perangkat di dalam diri agar kita bisa terlepas dan bebas, dan mampu membersihkan kesalahan-kesalahan kita yang lalu. Semua tergantung dari kesungguhan yang kita lakukan.

Karena itu, segeralah untuk menghapus cinta dan perasaan pada orang yang bukan suami/isteri kita dan segera menyingkirkannya bukan sekedar mengubur cinta yang bukan untuk pasangannya. Karena kalau sekedar menguburnya, sesuatu itu masih ada terpendam yang sewaktu-waktu baik secara sadar atau tidak kita bisa membongkarnya kembali, berbed
a halnya jika kita menghapusnya tuntas.

Jika benih itu tidak segera disingkirkan maka lama-lama akan menjadi besar dan bertambah, dan akhirnya bisa menguasai jiwa dan menjadi dorongan, syetan nanti akan terus membantu jika tidak ada niatan atau tekad yang kuat untuk menyingkirkannya.

Tidak ada dalih yang dapat dibenarkan sedikitpun tentang hal ini sejak masih dalam benih apalagi sampai besar. Jangan diperturutkan hati dan perasaan yang salah. Apalagi jika membayangkan orang lain (bukan suami/isterinya) dalam berhubungan seks itupun sudah termasuk selingkuh, yang sejak dini berupa benihpun (masih dalam bayangan/imajinasi) tersebut untuk segera disingkirkan.

Ketidakjujuran juga termasuk benih dalam kehidupan berumahtangga,segera singkirkan pula. Ketidakjujuran jika terus dibiarkan dapat mengantar mereka kepada saling tidak percaya. Pekerjaan-pekerjaan itu ada yang dilakukan oleh hati dan juga oleh anggota badan. Pekerjaan-pekerjaan hati dan pikiran adalah berfikir, berimajinasi dan berfantasi, jika pekerjaan-pekerjaan hati tersebut tidak mengarah kepada kebaikan segera singkirkan dan hapus, seperti imajinasi fantasi kepada orang lain bukan kepada suami/isteri Anda segera musnahkan. Kita harus memadamkan api sebelum dia berkobar.

Jangan perturutkan hati dan terlena karenanya sedini mungkin.J adi selingkuh mempunyai arti yang banyak dan tidak hanya sebatas selingkuh secara fisik tapi bisa karena hati dan pikiran(imajinasi/fantasi). Segera singkirkan sedini mungkin. Dan untuk mencegahnya, dalam hidup berumah tangga diperlukan adanya keterbukaan & kejujuran sebagai dasar pokok.

Wassalamualaikum wr.wb,

Jumat, 13 Juli 2012

Ciri Wanita Shalihah

Taat Kepada Suami
 
Kewajiban pokok seorang wanita (yang sudah bersuami) setelah ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya adalah taat kepada suaminya. Bahkan nilai ketaatan kepada Allah diukur dari seberapa jauh ia menyelesaikan kewajibannya terhadap suami. Disini akan disampaikan sedikit tentang ketaatan seorang wanita kepada suaminya, antara lain:
1. Kewajiban terhadap suami
Rasulullah saw. bersabda: ”Sesungguhnya seorang istri belum (dikatakan) menunaikan kewajibannya terhadap Allah, sehingga menunaikan kewajibannya terhadap suami sepenuhnya. Dan andaikan (suaminya) memerlukannya diatas kendaraan tidak boleh menolaknya”. (HR. At Thabrani)
Istri-istri yang dapat melaksanakan kewajiban dan tugasnya dengan baik ikhlas serta penuh keimanan, mereka itulah yang mendapat balasan surga. Akan tetapi istri-istri yang tidak menjalankan tugasnya sebagaimana tuntunan Allah dan rasul-Nya, maka laknat yang akan didapat.
2. Menyenangkan suami dan kasih sayang terhadap anak
Istri yang shalihah tidak akan mengganggu suaminya hingga mengakibatkan kesusahan, tetapi sebaliknya ia akan berusaha menghilangkan kesusahan suaminya dan berusaha membantu menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.
3. Menjaga kehormatan diri dan menjaga harta suami saat tidak berada di rumah
“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita adalah jika kau pandang menyenangkanmu, jika kau perintah ia mentaatimu, jika kau tinggalkan ia menjagamu dalam harta dan menjaga dirinya”. (HR. Nasa’i dan lain-lain)
4. Tidak cemberut di depan suaminya
”Dari Abu Sa’id al Khudri ra. bersabda Rasulullah saw. ”Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih), maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih mesra, dan jika seorang suami membelai tangan istri maka dosa mereka berguguran diantara sela jemari mereka.” (HR. Maisaroh bin Ali)
5. Tidak menolak bila suami mengajaknya tidur
”Jika seorang suami menghendaki istrinya tidur di ranjang, mendadak menolak sehingga mengakibatkan suami marah kepadanya semalam suntuk, maka istri itu dikutuk oleh malaikat hingga pagi”. (HR. Bukhari Muslim)
6. Tidak keluar tanpa seijin suaminya
”Tiap istri keluar rumah tanpa izin suaminya, tetap dalam murka Allah, sehingga kembali ke rumahnya atau dimaafkan suaminya (pada riwayat lain) setiap malaikat yang ada di langit mengutuknya, dan apa saja yang dilaluinya selain jin dan manusia, sehingga kembali”. (HR. Khatib)
7. Tidak meremehkan pemberian suami, menutup rahasia keluarga serta tidak mencari alasan untuk bercerai
”Tiap istri yang minta cerai dengan suaminya (tanpa alasan yang dibenarkan) maka haram atasnya bau surga”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
8. Tidak mengeraskan suara melebihi suaminya
”Dan Ummar bin Khattab berkata Rasulullah bersabda: istri manapun mengeraskan suaranya melebihi suaminya, maka akan mendapat laknat dari segala sesuatu yang disinari matahari”.
9. Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
10. Tidak menerima tamu yang dibenci suami, apalagi bermesraan dengan lain
Rasulullah bersabda : ”Tidak dihalalkan bagi seorang istri yang beriman kepada Allah, untuk mengizinkan masuk ke ruamh suaminya, padahal suaminya benci. Dan tidak dihalalkan dia keluar rumah sedang suaminya tidak senang”. (HR. Hakim)
11. Senantiasa memelihara diri, kebersihan fisik, kecantikan, serta kebersihan rumah tangganya
Seorang istri yang shalihah jika dapat mempersembahkan semua ini kepada suaminya, maka dapat dipastikan, istri semacam ini disinyalir oleh Rasulullah sebagai hiasan hidup yang paling indah.
Beberapa hal yang mungkin dan harus diperhatikan, karena kalian akan memiliki problema rumah tangga: hormati suamimu dengan memberi kepuasan kepadanya, turuti pereintahnya baik-baik; awasi sorotan matanya, jangan sampai ia melihat sesuatu yang buruk dari padamu; perhatikan hidungnya, jangan sampai ia mencium bau kecuali bau yang sedap dan nyaman; jagalah waktu makannya, jangan sampai ia lapar karena gangguan lapar akan menimbulkan amarah; perhatikan waktu tidurnya, jangan sampai terganggu karena gangguan tidur akan membawa kemarahan; jagalah harta benda suamimu, adapun arti hemat adalah mengatur keluar masuknya dengan sebaik-baiknya; jagalah anak-anak dan keluarganya serta pembantu rumah tangga suamimu; janganlah menentang perintah suamimu, karena itu menyedihkan hatinya; jangan membuka rahasia suamimu, karena engkau akan selamat dari pembalasannya

Sukses Wanita, Ancaman Kehancuran Rumah Tangga?

Setiap orang pasti memiliki keinginan kuat atau ambisi dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya, tak terkecuali dalam hal karir. Namun, jika Anda sebagai seorang istri terlahir lebih ambisius dan termotivasi merintis karir daripada suami, maka waspadalah jika hal ini lantas memunculkan riak-riak dalam kehidupan rumah tangga Anda.
Mengutip pepatah lama “di balik kesuksesan pria adalah wanita yang baik.” Pepatah ini pastilah berlaku bagi pria dengan karir melesat cepat bagai anak panah, sangat cemerlang. Namun seiring bertumbuhnya emansipasi dalam segala aspek, wanita pun tak mau kalah. Bagai anak panah yang melesat, pun, mereka lantas berkejaran memasuki dunia kerja. Demi hak mengaktualisasi diri, menjadi mandiri dan berdikari.
Sayang, kemudian banyak wanita dengan segala kesuksesan yang telah diperolehnya di luar rumah, semakin melangkah keluar dari kodratnya, sebagai istri juga seorang ibu bagi putra-putri mereka. Batas-batas gender itupun dilewati begitu saja. Hal ini yang lalu menumbuhkan superioritas wanita, bahwa mereka merasa bisa lebih kuat dari pria.
Sebuah keterbalikan jaman. Wanita yang dulu selalu merasa dijajah pria, kini, telah menggeser perannya, menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Karirnya yang jauh lebih cemerlang dan menonjol dibanding prianya, telah memaksa wanita keluar dari rumah dan melupakan kodratnya. Lebih parahnya menjadi penjajah dalam rumah tangganya sendiri.
Tetapi, apakah hal ini benar-benar bisa diterima pasangan? Ketika seorang wanita jauh lebih ambisius mengejar karir dibanding suaminya. Lalu bagaimana jadinya pria yang menikah dengan salah satu wanita ‘high quality’? Bisa dibayangkan, perkawinan ini tak lagi menemukan keseimbangannya dan justru bersiap menghadapi kehancuran. Pepatah lama pun lantas terpatahkan, berganti pepatah baru, “di balik kesuksesan wanita adalah sebuah kehancuran rumah tangga.”
Fenomena pergeseran peran pria dan wanita ini ternyata telah menjadi penelitian menarik di luar negeri. Sebuah survei pernah dilakukan pada 44 wanita dan 7 pria. Pernikahan mereka berada di suatu hubungan, dimana istri sangat ambisius mengejar karir, sedang suami merasa kehilangan powernya karena superioritas istri. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, bahwa 10% dari peserta yang disurvei mengalami perceraian. Wow!
Untuk memahami sepenuhnya diri Anda dan pasangan yang terlibat dalam hubungan pernikahan seperti hal diatas, ada baiknya jika Anda berdua bisa melihat kepribadian masing-masing dan lalu menemukan cara untuk menjaga keseimbangan, keharmonisan serta berjuang bersama mencapai kebahagiaan.
Memang, seorang wanita yang ambisius cenderung sangat menarik, antusias terhadap banyak hal dan penuh semangat. Dia bekerja sangat keras, terkadang malah terlewat ‘over’. Wanita ambisius sering dilabeli sebagai ‘super moms’, dan identik dengan jabatan krusialnya dalam sebuah perusahaan. Dia sangat menikmati posisinya sebagai pemimpin dan bahkan cenderung senang memerintah atau mengendalikan orang lain.
Energinya sangat besar, dan seringkali memiliki toleransi yang rendah terhadap orang-orang yang tidak bisa mengikuti langkahnya. Namun wanita bertipe ambisius ini umumnya sangat kreatif dan penuh ide-ide cemerlang. Pribadinya yang sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan karirnya, tak jarang membuatnya mengalami stres. Namun dia bisa mengambil alih dan menangani stresnya dengan baik. Selain cerdas dan berpikiran terbuka, dia juga pribadi yang rapuh, butuh untuk dicintai, dihargai bahkan diakui oleh semua orang.
Sedang pria yang tidak terlalu berambisi dalam hidupnya, cenderung berkepribadian sangat santai, tidak ngaya. Dia sudah cukup senang dan puas dengan hidup dan pencapaian karirnya. Pun, dia sangat tahu bagaimana menikmati hidup. Hiburan dan relaksaksi adalah prioritas terbesar dalam hidupnya. Inilah perwujudan dirinya bahwa hidup harus bisa dinikmati dan disyukuri.
Secara umum, dia sangat setia terhadap pasangannya. Sebagai pribadi dalam keluarga, dia juga tidak gampang terpengaruh pada uang, kekuasaan atau ambisi. Baginya hal-hal itu tidak akan bisa membeli kebahagiaan. Pribadinya yang penuh kasih sayang, membuatnya pun ingin merasa dihargai dan dicintai.
Kenali tanda-tandanya
Setiap pribadi pastinya memiliki kekuatan dan kelemahan dalam karakter yang mereka miliki. Penyatuan dua karakter berbeda ini seharusnya bisa memberi warna pada pernikahan Anda berdua, bijaknya dengan saling melengkapi dan mengisi setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dan sebelum Anda terlanjur sibuk dengan karir dan terjebak dalam badai perceraian yang menghantui rumah tangga Anda, maka ada baiknya Anda mengenali tanda-tanda dini berikut ini:
Kebencian – Berhati-hatilah jika Anda mulai memanjakan perasaan benci terhadap pasangan. Apapun yang dia lakukan, entah pekerjaan atau pengorbanan untuk keluarga, tak lagi berharga dan berarti di mata Anda. Itu karena Anda merasa lebih baik dari pasangan, dalam hal apapun.
Bersikap negatif – Jika Anda tak lagi melihat sesuatu yang baik dari pasangan, maka waspadalah. Anda merasa dia tak lagi bisa mengimbangi kemampuan Anda dalam pencapaian karir. Parahnya, hal ini lantas menimbulkan sikap negatif Anda terhadapnya.
Ketidakseimbangan seksual – Jika Anda tak lagi bisa menyamakan ritme dan waktu dengan pasangan untuk sekedar merasakan keintiman bersama, maka berhati-hatilah! . Stres dan lelah yang mendera karena beban kerja yang menumpuk selama enam hari dalam seminggu, membuat Anda tak lagi bisa merasakan nikmatnya intim bersama pasangan. Alhasil, kehidupan seksual Anda pun melambat, tak lagi nikmat.
Energi yang berlebih – Tak dipungkiri, wanita yang berambisius memiliki energi yang sangat besar untuk menaklukkan apapun. Tak terbatas di tempat bekerja, bahkan terbawa juga dalam setiap aspek kehidupannya. Selain berambisi mengejar karir, dia juga sangat ingin menguasai rumah, teman juga keluarganya.
Ketidakpedulian – Anda berdua atau salah satu dari kalian seperti tak lagi peduli dengan kehidupan masing-masing yang berjalan dalam satu atap pernikahan. Anda dan dia sudah terlalu sibuk dengan dunia masing-masing. Inilah tanda paling serius sebelum perceraian memasuki babaknya. Segeralah perbaiki hubungan, atau Anda berdua akan menyesal.
Dan seharusnya ketika seorang wanita yang ambisi mengejar karir bersisian dengan pria yang tak ambisius, mereka bisa menemukan keseimbangan yang harmonis. Rahasianya adalah menekankan pada kekuatan masing-masing pribadi. Seperti dua potong puzzle, berbeda karakter namun bisa saling cocok satu sama lain.
Untuk mencapai keselarasan tersebut, bijaknya:

1. Turunkan harapan Anda – Pria Anda memang tidak pernah ingin berambisi dalam hidupnya. Pahami itu, jangan buat dia merasa tertekan karena dia tak bisa menyelaraskan diri dengan Anda. Belajarlah untuk menghargai dia dan segala usahanya, seberapa pun besar kekuatan yang dia miliki.

2. Pertimbangkan sisi baiknya – Jika Anda melihat dia sebagai pribadi yang malas, seperti tak pernah punya tujuan dan semangat dalam hidupnya, segeralah kenali kembali sifat-sifat baik dalam dirinya. Hilangkan pikiran negatif Anda dan pertimbangkan bahwa segala sifat baiknya ini adalah kekuatannya. Tilik lebih mendalam, bagaimana dia bisa menikmati hidupnya, dia yang sangat fleksibel menghadapi masalah, dan menghargai hal-hal kecil dalam hidupnya.

3. Biarkan dia mengajarkan Anda untuk lebih bersantai – Cobalah belajar darinya tentang menikmati hidup dan bersyukur atas segala pencapaian selama ini. Ini sangat baik untuk keseimbangan hidup Anda. Jika Anda bisa menikmati waktu santai bersama, menikmati hidup dan menghargai kekuatan yang Anda berdua miliki, maka Anda akan dapat menemukan harmoni dan keselarasan dalam pernikahan bersamanya.

4. Dia butuh waktu dan perhatian Anda – Siapa pun pasti ingin diperhatikan, tak terkecuali dia, pasangan Anda. Jangan pernah mengganggap bahwa dia tak pernah ada dalam hidup Anda. Berikan perhatian-perhatian kecil dan dukunglah tujuan hidupnya, tak terkecuali dalam pencapaian karirnya.

5. Ingat, bahwa pernikahan Anda adalah yang terpenting – Memang, memberikan waktu dan perhatian yang ia butuhkan sangatlah tidak mudah bagi Anda yang sangat ambisi mengejar karir. Namun, sekali lagi, ingatkan diri Anda bahwa pernikahan ini adalah yang terpenting, lain tidak. Kuatkan hati, karena dengan kerjasama Anda berdua, kapal Anda yang sebentar lagi karam akan bisa diselamatkan.

6. Pahami egonya yang kadang berlebihan – Sebuah kebanggaan dan juga kepedihan bagi seorang pria melihat betapa super wanitanya. Egonya sebagai pria telah terkalahkan, dirinya pun merasa harga dirinya sebagai pria terinjak-injak. Saat menghadapi situasi seperti ini, jangan pernah meremehkannya. Seberapa pun sibuknya Anda, tetaplah memberikan perhatian dan mememenuhi kontribusi Anda sebagai istri dan seorang ibu. Dukungan dan apresiasi Anda terhadap segala upaya suami akan membuatnya merasa bahagia dan dihargai. Jangan lupa berterimakasih, karena tanpa dukungan darinya, Anda pun tak akan bisa berhasil dalam karir.

7. Menjaga komitmen – Tentunya menyakitkan hati, ketika Anda membatalkan janji menghabiskan waktu bersama suami dan keluarga di akhir pekan, dan lebih memilih sibuk mengurus pekerjaan kantor yang tertunda. Seharusnya Anda bijak memilih mana yang memiliki prioritas lebih utama dibanding yang lain. Jangan biarkan Anda dikuasai ego, mengutamakan pekerjaan dan mengesampingkan waktu Anda bersama keluarga.


 Sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2010/05/04/889/-Sukses-Wanita-Ancaman-Kehancuran-Rumah-Tangga